Berita Olimpiade Indonesia
CdM Tim Indonesia: Kesehatan atlet jadi prioritas utama
 12 Aug 2021
Penulis : Tim NOC
Team Indonesia CdM: "Athletes' health is the priority" - Indonesia Olympic Commitee
Credit: Tim NOC

Jakarta (12/8/2021) – NOC Indonesia secara resmi memulangkan para atlet, pelatih, serta ofisial yang tergabung dalam Tim Indonesia pasca gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Mereka kembali ke masing-masing federasi cabang olahraga dimana mereka bernaung. Termasuk di dalam rombongan atlet yang dilepas adalah empat atlet peraih medali di Olimpiade Tokyo 2020 silam yakni Apriyani Rahayu dan Greysia Polii (ganda putri bulutangkis), Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra bulutangkis), dan Rahmat Erwin Abdullah (kelas 73kg angkat besi).

Sebanyak sembilan atlet yang kembali ke Tanah Air pada Rabu (4/8) silam berasal dari empat cabang olahraga yakni angkat besi (Nurul Akmal dan Rahmat Erwin Abdullah), atletik (Alvin Tehupeiory dan Lalu Muhammad Zohri), bulutangkis (Anthony Sinisuka Ginting, Apriyani Rahayu, Greysia Polii, dan Praveen Jordan), serta menembak (Vidya Rafika).

Secara khusus, Chef de Mission Tim Indonesia, Rosan P. Roeslani menyampaikan rasa syukur bahwa para atlet Tim Indonesia dapat menjalani Olimpiade Tokyo 2020 dalam keadaan sehat, mulai dari sebelum keberangkatan, saat berada di Jepang, dan ketika kembali ke Indonesia.

“Saya sebagai Chef de Mission merasa sangat bahagia dan bersyukur, karena yang selalu menjadi kekhawatiran kami adalah kesehatan para atlet, baik sebelum ke Tokyo, saat berada di Tokyo, maupun sesampainya di Jakarta. Itulah [Kesehatan atlet, ofisial, dan pelatih] yang paling kami utamakan, tentunya karena kedisiplinan, karena kita mematuhi protokol kesehatan, dan kita memahami apa yang terbaik, bukan bagi diri sendiri saja, tetapi juga untuk kepentingan para atlet dan seluruh kontingen,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB PABSI.

Rosan juga mengungkapkan tugasnya sebagai CdM merupakan suatu pengalaman yang tidak ternilai, dan meskipun banyak tantangan yang harus dilalui, ia menjalaninya dengan penuh suka cita.

“Ini adalah akhir dari amanah yang saya emban dengan penuh rasa sukacita, tentunya ada rasa kebanggaan, bukan hanya saat meraih kita medali. Tetapi ketika kita mengenal lebih dalam dengan para atlet, para patriot olahraga kita, dan kita bisa berbagi pengalaman dan cerita, yang menjadi hal-hal yang tidak akan terlupakan di hidup kita kedepannya,” ujarnya lagi.

Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, juga mengungkapkan kebanggaannya bagi para atlet yang telah berjuang di Olimpiade Tokyo 2020. Menurut Okto, para atlet patut berbangga karena mereka merupakan duta dari Olympic Movement.

“Semua atlet yang mengikuti Olimpiade Tokyo dan semua Olimpiade lainnya, adalah duta-duta terbaik yang akan menyuarakan Olymmpic Movement, yang akan memberikan pembelajaran bagi masyarakat Indonesia bahwa Olimpiade bukan hanya tentang menang atau kalah, Olimpiade bukanlah SEA Games, bukanlah Asian Games, tetapi ajang yang paling prestisius di dunia,” ujar Okto.

“Para atlet yang lolos ke Olimpiade, mereka adalah yang terbaik karena harus melalui proses kualifikasi yang panjang, dua tahun sebelum Olimpiade dimulai. Jadi, jika seorang atlet menempati peringkat ke-10 di Olimpiade, artinya dia termasuk 10 yang terbaik di dunia. Kita ingin masyarakat tidak hanya sekedar melihat warna medali apakah emas atau bukan emas, melainkan bahwa semua atlet yang lolos kualifikasi ke Olimpiade merupakan pahlawan dan pejuang yang datang untuk menjunjung tinggi nama baik Indonesia di kancah dunia,” lanjut Okto.

Sebanyak 28 atlet Indonesia dari delapan cabang olahraga berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020 dengan hasil berupa lima keeping medali yakni satu emas yang dimenangkan oleh Greysia Polii dan Apriyani Rahayu (ganda putri bulutangkis), satu perak sumbangsih Eko Yuli Irawan (angkat besi – 61kg), dan tiga perunggu masing-masing dari Windy Cantika Aisyah (angkat besi – 49kg), Rahmat Erwin Abdullah (angkat besi – 73kg), dan Anthony Sinisuka Ginting (bulutangkis – tunggal putra).