Vidya Rafika tak pernah menyangka ambisinya tampil di Olimpiade akan segera tergenapi di Tokyo. Partisipasi ini sekaligus mengembalikan keikutsertaan penembak Indonesia di pesta olahraga bergengsi empat tahunan sedunia yang sempat terputus di Rio de Janeiro 2016.
Fika, sapaan karibnya, mengenal olahraga menembak dari sang ibu I Gusti Ayu Putu Indra Dewi yang juga merupakan mantan penembak nasional. Bermula dari kebiasaannya menemani sang ibu latihan sejak kecil, Fika akhirnya akrab dengan pistol dan dentuman peluru.
“Butuh proses sampai akhirnya saya suka menembak. Awalnya diajak mama ke lapangan tembak, terus disuruh les renang dulu karena dasar olahraga menembak ini kan pernapasan. Setelah bisa mengusai beberapa gaya, baru disuruh jadi atlet menembak,” ujar Fika usai latihan di Lapangan Tembak PP Perbakin, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Arahan sang ibu tak langsung diamini Fika. Dara kelahiran 27 Mei 2001 yang saat itu duduk di kelas 4 bangku sekolah dasar ini mengaku sempat menolak keinginan tersebut. Alasannya, Fika ingin fokus belajar.
“Mama bilang kalau tidak mau (latihan menembak) maka saya gak boleh makan. Sementara makanan kan enak-enak. Jadinya saya ikut latihan menembak,” kenang Fika.
Usaha Fika tak sia-sia karena selang berapa tahun, ia menyabet prestasi nasional. Sejak saat itu, Fika mulai ketagihan untuk berburu prestasi. Ia pun membuat gebrakan dengan merebut dua medali emas di SEA Games 2019 Filipina hingga mengamankan tiket Olimpiade Tokyo lewat penampilannya di Kejuaraan Asia Menembak 2019 Qatar.
Prestasi tersebut menjadikan Fika penembak Indonesia keenam yang tampil di Olimpiade. Sebelum Fika, Indonesia memiliki Sanusi Tjokroadiredjo (Roma 1960), Lely Sampoerno (Los Angeles 1984), Selvyana Adrian-Sofyan (Los Angeles 1984 dan Seoul 1988), Yosheefin Prasasti (Athena 2004 dan Beijing 2008), serta Diaz Kusumawardani (London 2012).
Kini Fika jatuh cinta dengan menembak, salah satu cabor yang identik dengan maskulinitas. Bagi Fika, partisipasinya di Olimpiade nanti menjadi bukti bahwa perempuan bisa menunjukkan diri di bidang apa pun.
“Banyak yang bilang olahraga menembak ini untuk lelaki, tetapi tidak seperti itu. Laki-laki unggul di tenaga, tapi perempuan juga bisa mengimbangi. Justru psikologi di menembak itu mengatakan perempuan lebih memiliki emosi yang lebih stabil dan kami mampu,” kata Fika yang berharap bisa mendapatkan pengalaman berharga dari partisipasinya di Olimpiade Tokyo mendatang.
Penembak Indonesia di Olimpiade
- Roma 1960 Sanusi Tjokroadiredjo 50m pistol
- Meksiko 1968 - -
- Munich 1972 - -
- Montreal 1976 - -
- Los Angeles 1984 Lely Sampoerno
- Selvyana Adrian-Sofyan 25m pistol
- Seoul 1988 Selvyana Adrian-Sofyan 25m pistol
- Barcelona 1992 - -
- Atlanta 1996 - -
- Sydney 2000 - -
- Athena 2004 Yosheefin Prasasti 10m air rifle
- Beijing 2008 Yosheefin Prasasti 10m air rifle
- London 2012 Diaz Kusumawardani 10m air rifle