Jelang penentuan tuan rumah Asian Games 2030, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari, mendorong persatuan dan kerja sama yang lebih erat di antara negara-negara Asia.
Doha dan Riyadh bersaing ketat menjadi tuan rumah Asian Games 2030 dan hasilnya akan ditentukan dalam OCA General Assembly ke-39 pada Rabu (16/12) di Muscat, Oman.
Kedua kandidat tuan rumah sudah melakukan pendekatan intensif dengan negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Bagi Okto, kesempatan rapat umum Komite Olimpiade Asia ini harus dimanfaatkan untuk mempererat kerja sama di antara para noc demi meningkatkan prestasi olahraga Asia secara keseluruhan dan tidak hanya terfokus pada pemilihan semata.
“Kami tidak ingin ada situasi menang-kalah dalam pertemuan ini, melainkan situasi menang-menang. Karena itu, kami mendorong negara-negara lain agar mendukung kesepakatan agar jangan ada situasi menang-kalah supaya benua Asia tetap bersatu,” kata Okto, Selasa (15/12).
Menurut Okto, kehadiran Indonesia disambut antusias karena keberhasilan Indonesia menggelar Asian Games dan Asian Para Games 2018. Selain itu, suara Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya cukup signifikan.
Doha dan Riyadh bersaing ketat dalam pemilihan tuan rumah Asian Games 2030. OCA sudah melakukan inspeksi terhadap kedua kota dan menyatakan keduanya sangat siap untuk menjadi tuan rumah. Doha sudah pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 2006, sementara Riyadh belum pernah menjadi tuan rumah.
Okto juga mengatakan kehadiran Komite Olimpiade Indonesia di Muscat bukan hanya untuk memberikan suara dalam pemilihan tuan rumah Asian Games 2030. Lebih dari itu, KOI aktif melakukan komunikasi dengan semua pemangku kepentingan olahraga Asia demi peningkatan prestasi olahraga Indonesia.
“Bagi kepengurusan kami, inilah pertama kalinya kami ambil bagian dalam kegiatan internasional. Kami memanfaatkan kesempatan ini bukan hanya untuk memberikan suara, tapi juga memperluas jejaring dengan federasi olahraga internasional demi peningkatan prestasi olahraga nasional. Federasi olahraga internasional sangat komunikatif dan terbuka untuk kerja sama pelatihan dan peningkatan prestasi dengan Indonesia,” ujar Okto lagi.
Sebelum menghadiri rapat OCA, delegasi KOI juga bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Kesultanan Oman, Mohamad Irzan Djohan. Dalam pertemuan ini, Okto dan Dubes Irzan berdiskusi tentang peningkatan kerja sama peningkatan prestasi antara Indonesia dan Oman dan juga potensi bisnis, di industri olahraga dan sektor lainnya.