Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) bergerak cepat mewujudkan misi menjadi tuan rumah ANOC World Beach Games (AWBG) 2023. Setelah Indonesia bebas dari sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA) pada 3 Februari 2021, organisasi non-pemerintah pimpinan Raja Sapta Oktohari langsung fokus menyambut delegasi ANOC yang datang meninjau kesiapan Indonesia.
Okto, sapaan Raja Sapta, bersama Komite Eksekutif NOC Indonesia Rafiq Hakim Radinal mendampingi Technical Director ANOC Haider Farman meninjau kawasan Pantai Pulisan, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (06/02). Haider terkesan dengan hamparan pasir putih dan birunya air laut yang menjadi keunikan Manado.
“Sebuah kehormatan bisa mengunjungi Manado, pantainya sangat indah. Hutannya juga sangat natural. Kesempatan luar biasa bisa berada di sini,” ujar Haider.
“Saya sudah mengunjungi beberapa venue dan area, perlu dipelajari lebih banyak lagi terutama soal hotel dan transportasi.”
ANOC atau Association of National Olympic Committee adalah organisasi yang memayungi NOC di seluruh dunia dan bertanggung jawab melindungi dan memajukan kepentingan NOC serta mendukung misi mempromosikan nilai Olimpiade. AWBG merupakan multi event olahraga pantai bergengsi di dunia yang dibuat ANOC pada 2019.
Pada ANOC General Assembly 2021 di Crete, Yunani, Indonesia diumumkan menjadi kandidat terkuat tuan rumah AWBG 2023. Namun, proses tersebut harus tertunda karena adanya sanksi WADA terhadap LADI.
Okto mengatakan sebagai negara tropis yang memiliki 17 ribu pulau, Indonesia memiliki kesempatan besar menghelat AWBG 2023. Selain Manado, ujar Okto, NOC Indonesia juga mengajukan beberapa kota lain sebagai bahan pertimbangan ANOC.
“Kami berterima kasih kepada Haider perwakilan dari ANOC. Kami sangat serius menjadi tuan rumah AWBG 2023. Ini merupakan satu di antara opsi yang kami usulkan. Tentunya kami akan belajar lagi dan melihat semua potensi agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah AWBG,” kata Okto.
“Sekarang kami mendatangi Manado, ada juga di Bali yang pernah menjadi tuan rumah Asian Beach Games 2008. Selain itu masih ada Kepulauan Riau seperti Batam dan Bintan. Seperti yang Haider katakan, potensinya sangat besar.”