Indonesia menjadi salah satu negara yang didekati Qatar secara intensif dalam usaha mereka menjadi tuan rumah Asian Games 2030. Dan, Komite Olimpiade Indonesia ingin kerja sama yang lebih dalam dengan negara teluk ini.
Dalam dialog dengan Presiden Komite Olimpiade Qatar (QOC), Sheikh Joaan bin Hamad bin Khalifa Al-Thani, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menyatakan keinginan untuk kerja sama yang lebih intensif untuk peningkatan prestasi olahraga kedua negara.
“Qatar memiliki banyak fasilitas dan akademi olahraga kelas dunia. Maka dari itu, kami berusaha mencari peluang untuk bertukar sumber daya dan sepakat untuk menjalin kerja sama yang nantinya tertuang dalam nota kesepahaman antara KOI dan QOC,” kata Okto.
Dalam pertemuan itu, Sheikh Joaan juga didampingi oleh Wakil Perdana Menteri yang merangkap Menteri luar negeri, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Hassim Al-Thani, Sekretaris Jenderal QOC, Jassim Rashid Al-Buneain, dan petinggi Qatar Football Association.
Selain akan menandantangani nota kesepahaman, dialog antara KOI dan QOC juga membahas tentang proyek Legacy 21. Proyek ini bertujuan untuk menjadi program warisan Doha 2030 dengan menciptakan skema yang menyediakan bantuan finansial dan peralihan pengetahuan untuk program pengembangan NOC di kawasan Asia.
Dengan proyek ini, Qatar ingin membantu NOC di kawasan Asia untuk berlatih di Aspire Academy dengan program yang tepat. Selain itu, dengan proyek ini Qatar ingin menjadikan Doha sebagai salah satu pusat pelatihan di kawasan untuk pengembangan olahraga.
“Kerja sama seperti ini pastinya akan berdampak sangat positif bagi perkembangan olahraga Indonesia. Kita semua pasti berharap program ini bisa terlaksana dan dapat meningkatkan prestasi olahraga Indonesia,” ujar Okto lagi.