Tim Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk SEA Games ke-31 di Hanoi, Vietnam telah memulai tugas mereka dengan menghadiri Delegation Registration Meeting (DRM) pada Rabu (4/5). Sesi DRM ini bertujuan untuk memastikan kelengkapan teknis, salah satunya yaitu jumlah atlet. Di sesi DRM tersebut, hal-hal seperti venue pertandingan, akomodasi, jadwal, tes doping, transportasi, dan layanan kesehatan pun turut dibahas.
Salah satu hal penting yang dibahas dalam sesi DRM tersebut mengenai penghapusan beberapa nomor pertandingan di SEA Games salah satunya yaitu tolak peluru putri.
Menurut Ferry Kono, CdM Tim Indonesia, pihaknya masih berupaya agar nomor tolak peluru putri tetap dipertandingkan.
"Dalam aturan SEAGF, tolak peluru putri itu bisa dimainkan jika ada tiga atlet. Namun, technical handbook (THB) tertulis tiga negara. Dalam DRM kemarin ada 3 atlet dari dua negara, yaitu Thailand dan Indonesia untuk tolak peluru putri, sehingga ini masih dalam tahap pembahasan," jelas Ferry pada Kamis (5/5).
"NOC Indonesia masih berjuang karena hingga saat ini kami dan Thailand juga belum menerima surat resmi. Kami meminta tolak peluru putri tetap dimainkan karena secara regulasi sudah ada tiga atlet telah berlatih dan siap berlaga, sehingga atas dasar sportsmanship nomor ini tetap harus dimainkan," ujar pria yang juga menjabat sebagai sekretaris jenderal NOC Indonesia tersebut.
Indonesia sudah memiliki atlet yang dipersiapkan di nomor tolak peluru putri, yaitu Eki Erawati Febri, pemegang rekor nasional di Kejuaraan Nasional 2017 dengan torehan lemparan 15,60 meter. Ia juga merupakan peraih medali emas SEA Games 2017 Malaysia dan pemilik perak di SEA Games 2019 Filipina.