Harapan yang ditumpukan ke pundak ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di Olimpiade 2020 Tokyo, tak membuat mereka gentar. The Minions, julukan mereka, bertekad bekerja keras dan bermain tenang. Hal itu diapresiasi Candra Wijaya, peraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney.
Kevin/Marcus kembali berlaga pada Senin (26/7/2021), bentrok dengan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India), yang sebelumnya menekuk Lee Yang/Wang Chin-Lin (China Taipei) 21-16, 16-21, 27-25. Sedangkan di laga awal cabang olahraga yang digelar di Musashino Forest Plaza itu, Kevin/Marcus membekap Ben Lane/Sean Vendy (Inggris) 21-15, 21-11.
Tentang Rankireddy/Shetty yang menoreh kiprah manis dan dramatis di laga awal grup A, Kevin bilang, tak mau berpikir soal tekanan. Secara head to head, dalam 8 kali perjumpaan Kevin/Marcus selalu melibas mereka. “Kami hanya coba menikmati, masih banyak pertandingan yang kami mainkan,” kilah Kevin.
Menurut Candra, konsentrasi dan fokus satu persatu lawan yang dihadapi, jauh lebih baik ketimbang berpikir ingin menang dan meraih emas. “Saya pernah ada dalam situasi yang dialami Kevin/Marcus. Tapi, dengan berusaha tenang dan bermain bagus, kita justru bisa menikmati pertandingan,” kata Candra, yang saat juara di Negeri Kangguru berduet dengan Tony Gunawan.
Dihubungi pada Minggu (25/7/2021), Candra memprediksi Kevin/Marcus kans sangat besar, juga Hendra Setiawan/Mohammad, bukan mustahil menciptakan All-Indonesian final. “Itu bicara besar saya. Secara teknis semua juga bersiap. Terpenting fokus dan konsentrasi agar game plan bisa keluar saat berlaga,” lanjut Candra, yang turut membawa Indonesia juara Thomas Cup 2000 dan 2002.
Kekuatan mental juga penting. Dengan faktor itu pemain diharapkan bisa mengantisipasi kondisi baik saat tertekan maupun unggul demi memenangkan pertandingan. “Untuk apa tertekan. Perlu diingat bahwa soal hasil, Tuhan punya kuasa. Tugas kita main sebaik mungkin,” papar Candra.
Soal peluang emas di Tokyo, bulutangkis punya porsi besar. Medali bisa juga direngkuh tunggal putra, ganda campuran, dan ganda putri, tanpa bermaksud mengecilkan tunggal putri. Candra mengaku merinding jika teringat kiprah di Olimpiade. Sukses tertinggi di ajang 4 tahunan itu jadi idaman para atlet.
Pada bagian lain semua laga yang dimainkan Indonesia, Minggu (25/7/21). Gregoria Mariska Tunjung di grup M tunggal putri, membenamkan Thet Thar Thuzar (Myanmar) 21-11, 21-8. Di grup C ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menundukkan Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark) 24-22, 21-19.
Sementara Anthony Sinisuka Ginting di grup J, melibas Gergely Krausz (Hungaria) 21-13, 21-8. Meski mengaku kerasnya persaingan tak jauh beda dengan di Asian Games dan Superseries, ia toh sempat tegang ketika menapaki arena. “Tapi, bisa tampil di Olimpiade saja sudah bersyukur. Jadi, saya ingin menikmati setiap poin dan tetap fokus,” tandas Anthony.