Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) bangga atas capaian yang telah diukir Tim Indonesia di Islamic Solidarity Games (ISG)N 2021 Konya. Sebab, kontingen yang dipimpin Chef de Mission (CdM) Rafiq Hakim Radinal ini mampu memperbaiki peringkat dibanding edisi sebelumnya.
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengapresiasi kerja keras CdM Rafiq serta atlet-atlet Indonesia. Lelaki yang karib disapa Okto ini berharap hasil ISG dapat menjadi batu loncatan menghadapi multievent selanjutnya, mulai dari SEA Games 2023 Kamboja, Asian Games 2022 Hangzhou, ANOC World Beach Games 2023 Bali, hingga kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.
“Saya memberikan apresiasi kepada CdM Rafiq yang juga sekaligus Komite Eksekutif NOC Indonesia. Kami bangga dan berharap hasil ini dapat menjadi benchmark bagi cabang olahraga lain dalam mendorong prestasi olahraganya di kancah dunia sehingga dapat menang di kancah dunia,” kata Okto, Jumat (19/08).
Tim Indonesia menutup perjuangan di ISG Konya dengan menempati ranking tujuh klasemen akhir dengan koleksi 13 emas, 14 perak, dan 29 perunggu. Hasil ini lebih baik dibanding ISG edisi sebelumnya yang berlangsung di Baku, 2017. Kala itu, Tim Indonesia menempati posisi delapan dengan raihan 6 medali emas, 29 perak, dan 23 perunggu. Keseluruhan medali yang dikoleksi Tim Indonesia didapat dari cabang
olahraga, angkat besi, panahan, renang, balap sepeda, atletik, serta karate. Angkat besi tampil sebagai cabor penyumbang medali terbanyak dengan 12 emas, 7 perak, dan 10 perunggu.
“Cabor-cabor tersebut mampu menunjukkan komitmen yang mereka jaga dalam melakukan pembinaan prestasi dan mengantarkan prestasi Indonesia
setinggi-tingginya di dunia dan internasional,” kata Okto.
“Semoga semua kerja keras dan upaya ini dapat mendorong Tim Indonesia untuk lebih tinggi lagi berprestasi di dunia olahraga Indonesia. Insya Allah di Paris 2024 kita bisa mendapatkan lebih dari satu medali (emas).”
Tim Indonesia yang dipimpin Rafiq beranggotakan 87 atlet yang terdiri dari 13 cabang olahraga, yaitu panahan, atletik, balap sepeda disiplin jalan raya, senam, judo, karate, kickboxing, menembak, renang, taekwondo, angkat besi, serta gulat, serta tenis meja yang sepenuhnya berangkat menggunakan biaya mandiri.
Pada hari terakhir penyelenggaraan ISG, Tim Indonesia mendapat tambahan 1 perak dan 4 perunggu. Perak diberikan pemanah Arief Dwi Pangestu yang turun di nomor recurve perorangan putra. Sementara empat perunggu dipersembahkan pemanah putri Rezza Octavia dari nomor recurve perorangan putri, karateka Krisna Aprilia Putri yang turun di kata perorangan putri, serta dua atlet kickboxing yakni Amanda La Loupatty (52kg low kick putri), Deandra Ariesta Pieter (56kg full contact putri).
“Alhamdulillah Tim Indonesia mampu memenuhi target di ISG Konya dengan memperbaiki peringkat dibanding perolehan Baku 2017. Saya bangga atas perjuangan para atlet Indonesia dan berterima kasih atas dukungan Menpora Zainudin Amali, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari beserta Sekjen (Ferry Kono), serta Tim CdM yang telah membantu dan berkoordinasi dengan baik di ISG,” kata Rafiq.