Isu kesetaraan gender menjadi salah satu isu hangat di dunia olahraga dan NOC Indonesia berusaha untuk terus meningkatkan kompetensi atlet perempuan dengan menggelar webinar yang digagas komisi women in sport.
Webinar dengan tema "Tantangan Perempuan Olahraga Indonesia Menghadapi Covid-19" menghadirkan pelatih atletik Eni Nuraeni, pesepakbola putri Viny Silfianus, dan atlet tunagrahita Special Olympic Indonesia, Stefanie Handojo.
Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menyebut peran penting atlet perempuan dalam prestasi Kontingen Indonesia di Olimpiade, di mana era medali diawali oleh Trio Srikandi - Lilis Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani - yang mendapat medali perak di Olimpiade 1988 Seoul. Inisiatif yang dilakukan komisi women in sport pun akan selalu mendapat dukungan dari NOC Indonesia.
"Kami percaya olahraga adalah platform yang tepat untuk mempromosikan kesetaraan gender dan juga sarana pemberdayaan perempuan. Karena itu, kami akan terus mendukung terobosan yang dilakukan komisi women in sport untuk meningkatkan peran dan kompetensi perempuan di olahraga, baik sebagai atlet, pelatih, maupun delegasi teknis," kata Okto.
Pendapat serupa juga dikatakan Ketua Komisi Women in Sport, Susan Soebakti. Webinar ini digunakan untuk menggali informasi bagaimana meningkatkan peran perempuan di olahraga, sebagai atlet, pelatih, ofisial, dan administrator, agar perempuan dapat memperoleh kesempatan setara dalam meningkatkan kompetensi dan prestasi menuju Olimpiade.
"Puncaknya diharapkan pada tahun 2032, di mana Indonesia bertekad menjadi tuan rumah Olimpiade, partisipasi perempuan, khususnya Indonesia , sebagai pelaku olahraga bisa meningkat baik secara jumlah maupun prestasi," kata Susan.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengapresiasi inisiatif kegiatan ini. Menteri PPPA menegaskan bahwa konstitusi menjamin hak yang sama antara laki-laki dan perempuan sebagai warga negara.
“Data BPS juga menunjukkan bahwa jumlah warga negara perempuan dan laki-laki hampir, sehingga sepantasnya pembangunan nasional menempatkan laki-laki dan perempuan pada posisi yang setara. Prestasi olahraga juga menjadi salah satu indikator pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional menegaskan hak yang sama untuk semua warga negara. Sangat disayangkan hingga saat ini masih ada perbedaan perlakuan terhadap atlet laki-laki dan perempuan,” ujar Bintang dalam sambutannya.
Bintang juga menegaskan pentingnya lingkungan yang aman bagi atlet perempuan agar mereka tidak mengalami pelecehan seksual, baik secara fisik maupun psikis saat berlatih.
Terkait UU Sistem Keolahragaan Nasional, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, menyebutkan bahwa pihaknya terbuka terhadap masukan untuk peningkatan peran perempuan dalam UU SKN.
“Kami dari kemenpora terbuka atas segala kritik karena saat ini belum masuk kick-off untuk pembahasan perubahaan UU SKN. Jika saya perempuan akan ada banyak yang ingin saya usulkan karena masih banyak hal yang belum dibahas (dalam UU SKN). Jangan ragu untuk memberi masukan karena kegiatan ini membuka wawasan kami,” ucap Gatot.