SEA Games
NOC Indonesia: SEA Games Vietnam Gunakan Sistem Bubble
 27 Jan 2022
Penulis : Tim NOC
Secretary-General Explains SEA Games Health Protocols - Indonesia Olympic Commitee
Credit: Tim NOC

Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menjelaskan sistem protokol kesehatan (prokes) di SEA Games Vietnam. Multi event olahraga negara Asia Tenggara edisi ke-31 ini bakal menerapkan sistem bubble atau gelembung yang terbagi di enam kluster.

Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Ferry Kono menyampaikan Panitia Penyelenggara SEA Games Vietnam (VISGOC) telah memberikan keterangan terkait prokes yang diterapkan tuan rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Hal itu disampaikan kepada seluruh negara peserta dalam Chef de Mission (CdM) Virtual Meeting, beberapa waktu lalu.

“Sistem bubble atlet dibagi per cabang olahraga, negara, dan gender. Satu hotel akan ditempati cabor yang sama, nanti lantai untuk atlet putra dan putri juga akan dipisahkan. Panitia juga akan melakukan swab antingen test berkala setiap tiga hari sekali sebagai langkah deteksi dini dan menyediakan sarana dan tenaga medis di setiap hotel,” kata Ferry, Kamis (27/01). 

Meski demikian, kata Ferry, NOC Indonesia masih menunggu kejelasan lebih lanjut dari tuan rumah. Salah satunya terkait technical handbook (THB) yang dirasa belum memberi gambaran detail dari masing-masing cabor.

Sebagai informasi, ini adalah kali pertama Vietnam menggelar SEA Games setelah penyelenggaraan terakhir pada 2003. Rencananya, SEA Games nanti akan mempertandingkan 40 cabor dengan 526 nomor event .

“Kami sempat menanyakan beberapa hal menyangkut batasan pemain naturalisasi untuk cabor basket. Kemudian menyangkut THB Federasi Tenis Meja Asia terbaru, kesiapan organizing committee menyiapkan headquarters dan ruangan medis bagi tim dokter,” ujar Ferry.

Ia menilai kesiapan tuan rumah menjadi penting, mengingat SEA Games terbagi di enam kluster, di mana kota Hanoi menjadi pusat. Sementara lima kota lainnya adalah Hai Phong, Bac Ninh, Hai Duong, Quang Ninh, dan Ha Nam. 

“Jarak kota tersebut dari Hanoi sangat berjauhan, sekitar 30 km - 150 km. Kami meminta hal itu dipertegas dalam THB yang akan direvisi dan berharap bisa segera dikirim ke setiap NOC, sehingga kami tahu bagaimana kesiapan panitia terkait transportasi, baik yang didedikasikan untuk NOC, CdM, maupun atlet,” tambah Ferry.

VISGOC berencana mengundang perwakilan NOC di Asia Tenggara untuk melihat kesiapan sarana dan prasarana. Namun, mereka masih perlu menunggu situasi kasus Covid-19 di Vietnam menurun terlebih dulu.

Terkait persiapan atlet, kata Ferry, NOC Indonesia melalui Komisi Sport and Development (KSD) telah mengindentifikasi peluang medali dari hasil diskusi dengan federasi nasional yang akan dipertandingkan di SEA Games. 

“Akhir tahun KSD sudah mengindentifikasi peluang cabor yang berpotensi menyumbangkan medali. Selanjutnya hasil verifikasi tersebut menjadi rekomendasi yang kami berikan ke Kemenpora sebagai bahan pertimbangan untuk bantuan pelatnas cabor yang berpartisipasi di SEA Games,” kata Ferry.

“NOC juga sudah berkomunikasi ke Menpora Zainudin Amali terkait nama-nama CdM untuk Tim Indonesia untuk SEA Games. Diharapkan akhir Februari bisa diputuskan agar kemudian CdM bersama NOC bisa langsung menyiapkan kepentingan kontingen menuju Vietnam.”