Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) bergerak cepat mendukung pemerintah merealisasikan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Organisasi Non-pemerintah pimpinan Raja Sapta Oktohari langsung berkoordinasi dengan federasi Internasional guna mempercepat peningkatan prestasi olahraga Indonesia di kancah dunia.
Terkini, Okto selaku Presiden NOC Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Presiden Federasi Judo Internasional (IJF) Marius Vizer di Budapest, Hungaria, Kamis (16/09) waktu setempat. MoU ini adalah wujud realisasi dari Indonesia Olympic Champions Program (IOCP) yang sudah direncanakan NOC Indonesia sebelum Olimpiade 2020 Tokyo.
“Alhamdulillah. MoU dengan IJF merupakan langkah awal NOC Indonesia menjalankan IOCP, yang juga menjadi aksi nyata kami mendukung DBON yang kini sudah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden No 86 Tahun 2021,” kata Okto saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (17/09).
MoU antara NOC Indonesia dengan IJF berisi langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk menunjang peningkatan prestasi judo Indonesia. Di antaranya adalah program training camp (TC) untuk atlet ke luar negeri, peningkatan kualitas pelatih, hingga kesempatan untuk menggelar turnamen Internasional.
“IJF akan bekerja sama dengan NOC Indonesia melalui Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) untuk membuat turnamen Internasional. Ada juga program latihan ke luar negeri untuk pelatih dan IJF mengirimkan pelatih bersertifikasi Internasional untuk menggelar kursus kepelatihan di Indonesia,” terang Okto.
“Khusus untuk atlet, IJF melalui NOC Indonesia memberi beasiswa training camp ke Jepang bagi dua pejudo. Ada juga dua kuota atlet dikirimkan ke Eropa untuk berlatih. Dan, kami (NOC Indonesia) diberi wewenang untuk menyeleksi atlet potensial tersebut.”
Terkait seleksi, kata Okto, NOC Indonesia tetap akan berkoordinasi dengan PJSI. Apalagi, PJSI baru saja melakukan Musyawarah Nasional yang menetapkan Maruli Simanjuntak sebagai ketua. Di tangan Maruli dan program yang telah ditetapkan di IOCP, Okto meyakini judo Indonesia mampu bersinar.
Sebagai informasi, judo merupakan salah satu dari 28 cabang olahraga yang wajib dipertandingkan di Olimpiade. Indonesia pernah mengirimkan atlet judo ke Olimpiade, yakni Aprilia Marzuki dan Krisna Bayu di Sydney 2000. Bayu kembali tampil di Athena 2004 dan terakhir adalah Putu Wiradamungga di London 2012. Setelah itu, Merah Putih tak pernah lagi memiliki atlet judo di Olimpiade.
Hal ini, kata Okto, juga menjadi landasan NOC Indonesia untuk bekerja sama dengan IJF. Apalagi, judo menjadi salah satu cabang olahraga yang diperhitungkan karena mendapat dana pelatnas Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2021.
“Judo memang belum masuk dalam 14 cabang olahraga prioritas di DBON. Tapi, 14 cabor ini menerapkan sistem promosi-degradasi. Artinya, semua cabor terutama yang dipertandingkan di Olimpiade bisa masuk prioritas. Judo juga menjadi salah satu cabor yang diperhitungkan karena mendapat dana pelatnas oleh Kemenpora dan juga akan dipertandingkan di Asian Games 2022 Hangzhou,” kata Okto.