Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menjadi pembicara tamu dalam acara yang digelar oleh Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) yaitu Seminar Olahraga Nasional yang dilaksanakan di hotel Pullman, Rabu (24/3).
Pada kesempatan ini, Ketua KOI yang hadir secara virtual, menekankan perlunya pemahaman mengenai tatanan organisasi olahraga dunia. Sehingga, masyarakat Indonesia memahami birokrasi organisasi olahraga dan tidak salah sasaran.
Ketua KOI ini mengambil contoh kejadian yang baru-baru ini menimpa Indonesia.
Seperti yang kita semua ketahui bahwa kontingen badminton Indonesia yang bertanding di turnamen All England mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Tim Merah Putih yang diketuai oleh mantan pemain badminton Indonesia, Ricky Subagja, dipaksa mundur usai mendapat email dari otoritas Kesehatan Inggris yang menginformasikan bahwa 20 orang dari total 24 orang kontingen yang berangkat ke Inggris diharuskan melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Hal ini akibat adanya penumpang di pesawat yang sama dengan tim Indonesia, terkonfirmasi positif virus corona.
Pemahaman mengenai pemetaan tatanan organisasi olaharaga dunia ini dianggap perlu oleh pria yang karib disapa Okto ini, agar tidak salah salah sasaran nantinya.
“Kalau kemarin kita tidak hati-hati, banyak orang yang marah kepada pemerintah Inggris. Inggris diskriminasi. Inggris tidak memperlakukan orang Indonesia dengan layak. Padahal ketika kita memahami dan memetakan permasalahan ini dengan baik, ketika kita akan melakukan sesuatu, kita akan tahu jalurnya,” ujar Okto.
Pada kesempatan ini, Okto juga sangat mendorong para pengurus organisasi di cabang olahraga untuk bisa lebih aktif dan menempatkan wakil mereka untuk dapat berperan di federasi regional ataupun internasional. Karena dengan begitu, akan lebih mudah untuk membawa kepentingan Indonesia nantinya.
Dengan adanya pihak Indonesia yang menduduki jabatan strategis di induk organisasi olahraga, baik itu regional maupun dunia, lobi-lobi seperti memulangkan tim Indonesia dari Inggris lebih cepat bisa dilakukan. Ini tentunya tidak terlepas dari peran berbagai pihak seperti Kemenlu, Kemenpora, dan Presiden Asian Badminton Confederation (ABC) yang dijabat oleh Anton Subowo, mantan Sekretaris Jenderal PB PBSI.
Selain itu, Okto juga sangat berterima kasih kepada pihak penyelenggara, yaitu SIWO atas dukungan dan kerjasama yang sudah terjalin sangat baik selama ini, serta atas penghargaan yang diterimanya sebagai CdM kontingen Indonesia pada Olimpiade Rio 2016 silam. Okto berharap kemitraan iini bisa terus berlangsung dengan baik dan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan olahraga Indonesia.