Dengan sisa waktu dua bulan sebelum kualifikasi berakhir, tim angkat besi Indonesia terus berusaha mengamankan tiket Olimpiade Tokyo dengan ambil bagian dalam Kejuaraan Angkat Besi Asia di Tashkent, Uzbekistan, yang akan berlangsung 16-25 April.
PB PABSI mengirimkan tiga lifter putri dan empat lifter putra ke kejuaraan ini. Mereka adalah Windy Cantika Aisyah (49kg), Juliana Klarissa (55kg), Nurul Ikmal (+87kg), M Yasin (67kg), Triyatno (67kg), Rahmat Erwin Abdullah (73kg), dan M Zulilmi (89kg).
Saat ini, baru dua lifter Indonesia yang memiliki peluang berlaga di Tokyo, yaitu Eko Yuli Irawan (61kg) yang menempati peringkat dua dunia di kelas 61 kg dan Windy yang berada di peringkat lima kelas 49kg. Dan, PB PABSI masih terus berusaha meningkatkan peringkat Windy dengan mengirimnya ke kejuaraan Asia.
“Saat ini, Windy ada di peringkat lima sehingga masih belum aman. Jadi kami masih mengirim Windy ke kejuaraan Asia untuk menambah poin. Kalau Eko sudah cukup aman karena ada di peringkat dua. Jadi walaupun tidak ikut kejuaraan, peringkatnya tidak akan turun terlalu jauh,” kata pelatih Dirdja Wihardja, Rabu (7/4).
Dengan rekor resmi angkatan terbaik 261 kilogram, Nurul Akmal menempati peringkat 12 dan akan berusaha memperbaiki rekor angkatan untuk menambah nilainya di Tashkent. Begitu juga dengan Yasin yang berada di peringkat 26 dan Rahmat yang duduk di urutan 22 ranking dunia.
Pandemi Covid-19 membuat banyak kompetisi yang menjadi ajang kualifikasi Olimpiade Tokyo dibatalkan. Agar bisa mengukur kemampuan lifternya, PB PABSI menggelar progress test secara berkala. Tes terakhir dilakukan pada 11 Maret lalu.
“Kami melakukan progress test untuk memberikan atmosfer simulasi kompetisi pada para lifter. Hasilnya menjadi bahan evaluasi bagi tim pelatih. Lewat simulasi ini, kami bisa mengetahui apa yang harus diperbaiki dan ditingkatkan,” ujar Dirdja lagi.
Setelah mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Asia, PB PABSI berencana untuk kembali mengirimkan tim ke Kejuaraan Dunia Junior Angkat Besi di Tashkent, Uzbekistan.