Direktur Eksekutif Program Gawat Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Michael Ryan, menyambut baik tindakan pencegahan ketat Covid-19, yang akan diterapkan untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.
"Ada sangat banyak pekerjaan yang dilakukan dalam Playbook untuk kontingen dan delegasi yang akan datang, banyak persiapan yang harus dilakukan tim terkait pengujian dan karantina, serta kedatangan. Dan tindakan yang akan diambil di Perkampungan Olimpiade, di fasilitas latihan, dan di sekeliling venue," katanya.
Menjawab pertanyaan saat media briefing di kantor pusat WHO, di Jenewa, Swiss, pada Jumat (7/5), Dr. Ryan mengatakan, "Masalah terkait Olimpiade multi dimensi... bukan hanya sekadar menggelar Olimpiade atau tidak, tapi juga bagaimana risiko individual yang terlibat didalamnya dikelola."
Dia mengakui bahwa Olimpiade adalah sebuah gelaran yang kompleks yang membutuhkan pengelolaan logistik dan risiko yang besar, dan dia mengatakan bahwa WHO "yakin bahwa Komite Olimpiade Internasional dan tuan rumah Tokyo, serta Pemerintah Jepang, akan mengambil keputusan yang tepat mengenai cara terbaik untuk mengelola risiko, dan saat ini bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa risiko yang ada dikelola dengan baik."
Playbook dan Gelaran Olahraga
WHO masuk dalam gugus tugas yang bekerja menyusun tindakan pencegahan untuk Olimpiade, yang juga melibatkan Pemerintah Jepang, Pemerintah Kota Tokyo, panitia penyelenggara Tokyo 2020, IOC, Komite Paralimpiade Internasional, ahli-ahli independen, dan organisasi dari seluruh dunia.
Hasil terakhir dari kerja gugus tugas adalah versi kedua Playbook, dokumen yang menegaskan tanggung jawab pribadi kunci yang harus dijalankan pemangku kepentingan dalam perannya untuk memastikan Olimpiade yang aman dan sukses.
Dr. Ryan juga mengacu pada pengalaman yang didapatkan dari gelaran olahraga yang berlangsung di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir. "Harapan kami bahwa Olimpiade dapat berlangsung. Kita telah melihat kompetisi olahraga dan liga berjalan dengan amat sangat aman dalam enam bulan terakhir, tanpa penonton, dengan bubble dan pengaturan untuk para atlet dan pendukungnya - pemain sebapkbola dan banyak lainnya."
Kapasitas Penonton
Ryan juga menanggapi kesepakatan yang dicapai oleh IOC, IPC, Tokyo 2020, Pemkot Tokyo, dan Pemerintah Jepang yang memutuskan kapasitas penonton di Olimpiade dan Paralimpiade.
"Tingkat penderita positif di Jepang sekitar tujuh pesen, jadi Jepang mengalami kenaikan, seperti yang lainnya, dalam waktu beberapa pekan dan bulan. Dan sekarang telah melandai. Tidak terus menanjak. Dan harapan kami - harapakn kami untuk setiap negara - bahwa tren penurunan ini akan terus berlanjut. Dan kami menyerahkan kepada otoritas Jepang, yang sangat kompeten, untuk memutuskan jumlah penonton yang bisa hadir di Olimpiade."
"Beberapa keputusan tidak bisa dibuat hingga saat-saat terakhir karena tergantung pada situasi epidemiologi saat itu. Jadi ini bukan kegagalan di sisi penyelenggara bahwa mereka tidak bisa membuat keputusan tertentu, karena keputusan-keputusan itu hanya dapat dibuat berdasarkan parameter epidemiologi saat itu."
"Kami juga akan menyerahkan keputusan terkait apakah penonton diizinkan masuk ke stadion saat Olimpiade dan keputusan lain kepada mereka, karena kami yakin mereka akan menerapkan pendekatan manajemen risiko yang amat sangat sistematis untuk melindungi kesehatan publik. Jika dibutuhkan, mereka akan membuat keputusan yang dibutuhkan berdasarkan situasi epidemiologi saat kita memasuki bulan Juli."
Presiden IOC Thomas Bach mengatakan, "Pernyataan yang membesarkan hati dari Organisasi Kesehatan Dunia adalah sinyal jelas kepada semua orang, atlet, delegasi dari seluruh dunia, panitia penyelenggara, seluruh penduduk Jepang, dan juga IOC serta IPC. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada WHO atas kerja sama dan nasihat yang diberikan sejak awal pandemi dan juga kepercayaan yang telah mereka tunjukkan dalam rencana tindakan pencegahan. Kami akan terus dipandu oleh para ahli ilmu pengetahuan dan kesehatan dari seluruh dunia untuk menggelar Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 yang aman untuk semua orang."