TOKYO (26/07/21) - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari membawa misi khusus di Olimpiade 2020 Tokyo. Okto, sapaan karib Raja Sapta, tak sekadar mendampingi atlet Indonesia. Ia juga melakukan diplomasi untuk memperluas jaringan demi menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade.
Okto tak hanya memperkuat hubungan dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC), Dewan Olimpiade Asia (OCA), serta Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) semata. Ia juga melakukan pendekatan kepada federasi olahraga internasional (IF) yang menjadi cabang olahraga (cabor) resmi dipertandingkan di Olimpiade.
"Sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia, saya akan memaksimalkan waktu selama berada di Tokyo ini untuk menjalin jaringan di luar negeri. Sebab, presiden federasi internasional, IOC, OCA, ANOC, termasuk semua presiden NOC di seluruh dunia," kata Okto, Senin (25/07/21).
Hasilnya, kata Okto, berbuah positif. Sebab, Presiden Asosiasi Selancar Internasional (ISA) Fernando Aguerre memperkenankan Indonesia sebagai tuan rumah event internasional yang sekaligus babak kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.
"Saya sudah bertemu dengan langsung Presiden ISA Fernando Aguerre di lokasi pertandingan dan beliau menyatakan siap memberikan satu kesempatan untuk Indonesia menjadi tempat kualifikasi Olimpiade 2024 Paris," ungkapnya.
Yang lebih menggembirakan lagi, kata Okto, petinggi ISA yang hadir di Jepang mengaku sangat familiar dengan Indonesia. Bahkan, Aguerre juga menggunakan cincin barong (khas Bali).
"Fernando menunjukkan cincin barong yang digunakannya sebagai bukti bahwa dia cinta sama Indonesia," ujarnya.
Atas kepercayaan ini, jelas Okto, NOC Indonesia akan berkomunikasi dengan Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI).
"Kita akan berkomunikasi dengan PB PSOI sebagai pemegang hak untuk mengadakan event kualifikasi Olimpiade Paris. Apalagi, selancar itu dipastikan menjadi cabor resmi hingga Olimpiade 2032. Harapannya tentu kita bukan hanya sebagai tuan rumah tetapi bisa meloloskan atlet lebih banyak ke Olimpiade Paris," jelasnya.
"Berikutnya, kami akan berkomunikasi dengan ANOC untuk membicarakan kemungkinan penyelenggaraan satu event dunia di Indonesia. Begitu juga saat bertemu dengan berapa presiden federasi internasional. Yang pasti, kita akan memaksimalkan potensi-potensi event yang ada di Indonesia menjadi ajang kualifikasi olimpiade berikutnya untuk meloloskan lebih banyak atlet Indonesia. Mudah-mudahan bukan hanya jumlahnya bertambah tetapi medali juga akan bertambah," terang Okto.