Legenda Bulu Tangkis Indonesia, Susi Susanti mengatakan bahwa persaingan di sektor tunggal putri sangat ketat. Oleh karena itu para pemain harus berjuang ekstra keras untuk meraih medali baik di ajang SEA Games dan Asian Games tahun ini. Hal tersebut ia sampaikan saat diwawancarai oleh NOC Indonesia pada Senin (18/4).
"Memang kekuatan bulu tangkis dunia, khususnya putri, ada di Asia, sehingga persaingan sangat ketat. Untuk Indonesia, tentunya kita butuh kerja ekstra keras untuk minimal bisa mendapatkan medali," jelas Susi soal peluang tunggal putri di SEA Games dan Asian Games.
Peraih delapan medali emas SEA Games di nomor tunggal putri dan beregu putri tersebut menilai banyak negara yang patut diwaspadai dalam persaingan di tunggal putri.
"Kalau kita melihat dari ranking dan hasil pertandingan yang selama ini diikuti memang saat ini kekuatan untuk putri Asia cukup ketat, selain China, Jepang, dan Korea Selatan, ada juga China Taipei, Thailand, India, dan ada beberapa pemain dari Hong Kong, Singapura, dan Malaysia," tambah Susi.
Indonesia terakhir meraih medali emas tunggal putri di SEA Games pada tahun 2013 silam di Myanmar. Saat itu Bellaetrix Manuputty menundukkan pemain Thailand, Busanan Ongbamrungphan (9-21, 21-13, 21-13).
Sedangkan di Asian Games, Indonesia hanya pernah sekali mencicipi medali emas tunggal putri. Di Asian Games 1962 yang berlangsung di Jakarta, Minarni meraih medali emas setelah menang di All-Indonesian Final menghadapi Corry Kawilarang.
Menurut Susi, ada beberapa hal yang menjadi penyebab tunggal putri sulit bersaing dengan negara-negara lain.
"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya. Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra. Itulah yang membuat kenapa sampai sekarang di sektor putri sendiri, kita masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan," tambahnya lagi.
Namun Susi meyakini bahwa Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sudah menyiapkan program pembinaan dan atlet-atlet terbaik untuk SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan lainnya.
"Saya percaya bahwa pembinaan, program PBSI sudah dipersiapkan untuk semua sektor, tidak hanya putri, dan memang butuh kerja keras untuk menelurkan bibit-bibit unggul untuk menciptakan prestasi baru," ujar Susi.
Beberapa pemain tunggal putri yang menjadi sorotan Susi adalah Gregoria Mariska dan Putri Kusuma Wardani.
"Gregoria Mariska masih menjadi salah satu pemain unggulan kita. Tetapi ada juga Putri KW (Kusuma Wardani) yang mulai menunjukkan prestasinya," ujar Susi menutup pembicaraan.