Rapat Komisi Koordinasi Komite Olimpiade Internasional ke-11 dan terakhir untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 berakhir Jumat (21/5) dan semakin terlihat jelas bahwa penyelenggaraan pesta olahraga ini akan aman bagi semua pihak yang berpartisipasi dan juga bagi masyarakat Jepang.
Sesi pembukaan pertemuan ini dihadiri oleh Presiden IOC Thomas Bach, yang memanfaatkan kesempatan ini untuk fokus pada usaha-usaha selama periode genting bagi gelaran Olimpiade. Bach mengatakan, "Dengan 65 hari jelang upacara pembukaan, kita sekarang fokus pada penyelenggaraan. Atlet dari seluruh penjuri dunia berterima kasih kepada Jepang atas kerja keras untuk mempersiapkan gelaran ini, dan tidak sabar menunggu penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade yang aman dan selamat di mana akhirnya mereka bisa berlaga."
Dengan masuknya Tokyo 2020 ke dalam fase penyelenggaraan, Presiden IOC memastikan bahwa sekitar 75 persen penghuni perkampungan atlet sudah divaksinasi atau siap divaksinasi, dan keyakinan yang optimis bahwa angka ini akan naik di atas 80 persen saat Olimpiade berlangsung.
Hal ini dapat terjadi berkat inisiatif terkini IOC ditambah dengan donasi vaksin dari Pfizer/BioNtech kepada peserta Olimpiade dan Paralimpiade. Dorongan moral lain datang dari pengumuman Panam Sports yang menawarkan vaksinasi kepada seluruh atlet yang lolos dan ofisial terakreditasi dari wilayah yang belum mendapatkan vaksin Covid-19. Berita positif ini menunjukkan semangat solidaritas dari Gerakan Olimpiade.
Berbicara setelah pertemuan berakhir, Ketua Komisi Koordinasi IOC untuk Olimpiade Tokyo 2020, John Coates, mengatakan, "semakin jelas daripada sebelumnya bahwa Olimpiade akan berlangsung aman bagi seluruh peserta dan masyarakat Jepang. Dengan upacara pembukaan Olimpiade yang tinggal sekitar dua bulan lagi, kita sekarang memasuki fase operasional penyelenggaraan. Setelah hampir delapan tahun kerja keras dan perencanaan, garis akhir sudah di depan mata. Ini adalah bukti kerja keras dari penyelenggara Tokyo 2020, termasuk juga Pemerintah Jepang, Pemerintah Kota Tokyo, dan masyarakat Jepang, bahwa kita bisa menyambut upacara pembukaan pada 23 Juli dengan yakin," katanya melanjutkan.
"Kami akan terus bekerja keras bersama mitra dari Jepang untuk melakukan semua hal yang mungkin demi memastikan Olimpiade yang aman dan sehat bagi semua orang. Saya tahu dari para atlet Australia, bagaimana apresiasi mereka terhadap usaha-usaha masyarakat Jepang untuk memberi mereka kesempatan menjalani impian mereka dalam situasi saat ini."
Menanggapi pernyataan Coates, Presiden Tokyo 2020 Seiko Hashimoto mengatakan,"Sudah tiga bulan sejak penunjukkan saya sebagai presiden, dan dua bulan jelang upacara pembukaan. Persiapan bagi Olimpiade yang aman dan selamat berjalan terus, tapi saya tahu bahwa kami harus bekerja lebih keras untuk memastikan bahwa masyarakat Tokyo dan Jepang juga mendapatkan rasa keselamatan dan keamanan."
"Sebagai respon dari berbagai kekhawatiran, kami terus menekankan perencanaan kami pada tiga bidang. Pertama, pembatasan ketat pada jumlah peserta yang masuk Jepang. Kedua, penerapan ketat terhadap aturan kesehatan dan pemantauan kesehatan. Dan ketiga, peninjauan dan pertimbangan kembali yang ketat terhadap sistem kesehatan selama Olimpiade. Masih ada 63 hari jelang Olimpiade. Dalam masa ini, kami akan terus bekerja tanpa henti untuk menerapkan seluruh rencana dan menyelenggarakan Olimpiade dan Paralimpiade bagi semua orang."
Untuk menunjang vaksinasi dan memahami situasi terkini di Jepang, IOC mengumumkan dalam pertemuan bahwa mereka bekerja sama dengan panpel Tokyo 2020 dalam sebuah program untuk mendatangkan personil kesehatan dari luar untuk mendukung penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang selamat dan aman.
Elemen tindakan yang diimplementasi bagi Tokyo 2020 ditunjukkan dalam test event yang berlangsung baru-baru ini di Jepang. Sebagai contoh, empat kompetisi internasional - bola voli, loncat indah, maraton, dan atletik - mendatangkan lebih dari 700 atlet dan lebih dari 6.000 staf pendukung dari Jepang dan seluruh dunia. Dalam kompetisi tersebut, tindakan pencegahan Covid-19 yang ketat dijalankan untuk memastikan penyelenggaraan yang aman.
Beberapa federasi internasional sukses menggelar kompetisi kualifikasi di Jepang dalam beberapa pekan terakhir, seperti FISA Asia & Oceania Olympic Qualification Regatta di lokasi kompetisi Olimpiade, Sea Forest Waterway, dan seri kejuaraan dunia triatlon di Yokohama, di mana kedua bekerja sama dengan federasi nasional dan lembaga pemerintahan.
Seluruh kompetisi ini mendapat tanggapan positif dari federasi internasional dan atlet, termasuk dari atlet loncat indah Kanada Jennifer Abel. Saat Piala Dunia Loncat Indah FINA 2021 di Tokyo, Abel mengatakan,"Kita perlu beradaptasi, semua orang perlu menghadapi kondisi seperti ini. Tujuan utama semua orang adalah menjadi dan merasa aman, dan kami sangat aman di sini. Kami tidak bisa meminta kondisi yang lebih baik lagi dalam situasi Covid ini."
Atlet triatlon Belgia, Jelle Geens, yang bertanding dalam seri kejuaraan dunia triatlon mengatakan,"Sebelum kami meninggalkan Yokohama, kami mengatakan bahwa cukup gila melihat bagaimana semua hal diatur dengan sangat baik dan bagaimana kompetisi terselenggara dengan sempurna. Mereka (panitia Jepang) memikirkan setiap detil kecil, dan memang lebih ketat daripada biasanya, tapi inilah yang harus dilakukan saat ini, dan tidak ada keluhan. Saya pikir ini bisa menunjukkan pada olahraga lain apa yang mungkin dilakukan dengan protokol yang tepat."
Komisi Koordinasi mendapat peneguhan lebih lanjut dari berbagai kompetisi olahraga yang berlangsung dengan sukses di seluruh dunia, dengan lebih dari 54.000 atlet berkompetisi dalam lebih dari 430 kompetisi olahraga besar sejak September 2020, semua berlangsung aman bagi atlet dan masyarakat setempat.
Banyak dari kompetisi ini adalah kualifikasi Olimpiade. Pada tahapan ini, 72 persen atlet, atau sekitar 8.000 atlet, telah lolos ke Olimpiade, termasuk 11 disiplin yang telah menyelesaikan babak kualifikasi. Sisanya akan diperhitungkan melalui peringkat dunia (20 persen) dan babak kualifikasi akhir (8 persen)
Pengalaman yang didapat oleh federasi internasional dan NOC dari kompetisi ini, yang digelar selama pandemi Covid-19, juga memberi sumbangan pada penyusunan playbook, dengan menyumbangkan hasil penelitian terakhir yang digunakan untuk menyusin panduan ini.
Pbulikasi edisi kedua playbook digaris bawahi oleh Komisi Koordinasi sebagai langkah penting menuju periode operasional, yang diperkuat dengan dukungan dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dalam tindakan mitigasi risiko yang direncanakan untuk Olimpiade.
Dengan rencana publikasi edisi final dari playbook pada Juni, panpel Tokyo 2020 menjelaskan bahwa mereka sudah melakukan pelatihan untuk penerapan dari seluruh kebijakan dan prosedur dan mereka siap menyambut peserta Olimpiade di Jepang dalam beberapa pekan ke depan, yang akan didahului oleh personil teknis dan pemusatan latihan dari NOC. Pada saat yang sama, Komisi Koordinasi menekankan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus menunjukkan komitmen penuh untuk mengikut seluruh aturan yang tertulis di palybook secara ketat selama berada di Jepang.
Pembaruan juga tersedia yang sedang disusun oleh sponsor global dan lokal. Mereka terus bekerja dengan erat bersama panpel Tokyo 2020 untuk menyediakan produk dan layanan mendasar - dari teknologi hingga infrastruktur dan produk yang secara langsung mendukung para atlet. Pihak penyiaran juga subuk meningkatkan kesiapan mereka. Sebagian besar sudah meluncurkan kampanye promosi yang ditujukan mempromosikan pencapaian para atlet dan nilai-nilai Olimpiade.
Dengan berakhirnya pertemuan Komisi Koordinasi, penyelenggara bisa mengalihkan seluruh perhatian mereka pada penyelenggaraan dan peluang untuk menggelar Olimpiade dan Paralimpide yang tak terlupakan musim panas ini.