Indonesia kehilangan salah satu pahlawan olahraganya setelah peraih medali emas Olimpiade 2008 Markis Kido meninggal dunia, Senin (14/6) sore, pada usia 36 tahun.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Markis Kido adalah salah satu legenda bulutangkis Indonesia. Dia telah memberikan kemampuan terbaiknya di atas lapangan dan merebut medali emas Olimpiade 2008 Beijing di nomor ganda putra bulutangkis, medali emas Asian Games 2010, gelar juara Asia, serta gelar juara dunia. Saya juga ingin menyampaikan rasa duka cita yang mendalam dan doa kepada keluarga yang ditinggalkan. Kido akan selalu dikenang dalam hati kita semua," kata Okto.
Kido sedang bermain bulutangkis bersama beberapa rekan mantan atlet lain di Tangerang, Banten, pada Senin sore. Dia kehilangan kesadaran dan terjatuh di lapangan. Kido sempat dilarikan ke Rumah Sakit Omni, tapi meninggal dalam perjalanan.
Bersama Hendra Setiawan, Kido mendominasi ganda putra pada dekade pertama tahun 2000-an. Mereka merebut gelar juara Asia untuk pertama kali pada 2005, diikuti dengan gelar juara dunia dua tahun kemudian. Pada 2008, Kido dan Hendra merebut medali emas Olimpiade setelah mengalahkan jago tuan rumah Cai Yun/Fu Haifeng. Tahun berikutnya, mereka merebut gelar juara dunia kedua dan menambah medali emas Asian Games 2010 dalam pundi-pundi mereka.
Dalam keluarganya, bukan hanya Kido yang menjadi atlet bulutangkis. Sang adik Bona Septano adalah mantan pasangan ganda Mohammad Ahsan, sementara Pia Zebadiah juga pernah menjadi andalan Indonesia di nomor tunggal putri.. Kido meninggalkan seorang istri Richasari Pawestri dan dua anak perempuan.